Jenis Potensiometer Yang Wajib Diketahui
Jenis Potensiometer Yang Wajib Diketahui - Ketika kita mengganti potensiometer yang rusak, di body potensiometer tersebut terdapat kode yang menandakan jenis petensiometer yang digunakan.
Yang sering kita jumpai adalah kode B, contoh penulisan kodenya adalah B100K.
Potensio berlabel B ini adalah potensiometer berjenis linier, yaitu nilai resistansinya berubah secara linear (selaras).
Kode dengan huruf B ini adalah yang sering digunakan, jadi sobat gak perlu takut kehabisan stok dengan potensiometer yang berlabel B ini karena stok dari jenis potensiometer ini sangat melimpah.
Hampir semua potensiometer yang tersedia di pasaran adalah berlabel B.
Apa saja jenis potensiometer?
Ada 3 macam tipe / jenis potensiometer, yaitu potensiometer dengan kode huruf A, B dan CLogarithmic potentiometer
Potensiometer dengan kode A
Arti dari kode A ini adalah logarithms.
Yaitu, perubahan nilai resistansinya ketika diputar atau digeser akan berubah secara logaritmis.
Contoh sederhana tentang potensiometer yang bekerja secara logaritmis.
Pada saat potensiometer diputar pada posisi skala 1 nilai resistansinya adalah 0%, lalu pada skala 2 adalah 30%, skala 3 adalah 47%, skala 4 adalah 60% begitu seterusnya hingga skala 10 / 100%.
Nilai resistansinya adalah tidak konstan.. 0% lalu 30% lalu 47% lalu 60% dan seterusnya hingga 100%.
Bila ditarik garis pada tabel grafik, maka akan berbentuk seperti garis lengkung (curve).
Pada grafik di bawah ditampilkan titik temu antara resistansi dan putaran potensiometer tersebut yang berbentuk melengkung ke atas.
Logarithmic potentiometer |
Linear Potentiometer
Potensiometer dengan kode B
Arti dari kode B ini adalah linear.
Dan perubahan nilai resistansi ketika diputar atau digeser akan berubah secara linier / selaras.
Contoh sederhana tentang potensiometer yang bekerja secara linear.
Pada saat potensiometer diputar pada posisi skala 1 nilai resistansinya adalah 10%, lalu pada skala 2 adalah 20%, skala 3 adalah 30%, skala 4 adalah 40% begitu seterusnya hingga skala 10 / 100%.
Nilai persen resistansinya adalah konstan / selaras / linear, 10% lalu 20% lalu 30% lalu 40% dan seterusnya hingga 100%.
Bila ditarik garis pada tabel grafik, maka akan berbentuk garis lurus.
Pada gambar grafik di bawah, titik resistansi yang sesuai arah putar potensiometer terbentuk lurus (tidak melengkung seperti potensiometer logaritmis maupun anti-logaritmic).
Linear potentiometer |
C Taper Potentiometer
Potensiometer dengan kode C (Anti Logarithmic Potentiometer)
Arti kode C ini adalah anti-logaritmis / non-logaritmis / reverse logaritmis.
Perubahan nilai resistansi ketika diputar atau digeser akan berubah secara logaritmis tapi berbanding terbalik.
Contoh sederhana tentang potensiometer yang bekerja secara anti-logaritmis.
Pada saat potensiometer diputar pada posisi skala 1 nilainya adalah 10%, lalu pada skala 2 adalah 15%, skala 3 adalah 20%, skala 4 adalah 25% begitu seterusnya hingga skala 10 / 100%.
Dan nilai persen resistansinya adalah tidak konstan, 10% lalu 15% lalu 20% lalu 25% lalu 30% lalu 40% lalu 50% lalu 65% dan seterusnya hingga 100%.
Bila ditarik garis pada tabel grafik, maka akan berbentuk seperti garis lengkung (curve) tapi menghadap ke bawah.
Gambar grafik di bawah ditampilkan seperti berbanding terbalik dengan grafik logaritmis, dan berbentuk lengkung yang menghadap ke bawah.
C taper potentiometer |
Jadi, yang membedakan antara 3 pengkodean tersebut (A, B dan C) adalah perubahan nilai resistansi output-nya yang berbeda ketika diputar atau digeser.
Dan potensiometer yang berlabel B adalah yang banyak digunakan di pasaran.
Alasan dari hal tersebut pembaca pastinya lebih tahu, ya.. karena perubahan resistansi pada potensiometer berlabel B (linear) yang berubah secara selaras dan konstan (dari 10%, 20%, 30% sampai 100%) tidak ada nilai yang terlompati seperti pada potensiometer yang berlabel A (logaritmis) maupun C (anti-logaritmic).
Sepertinya untuk potensiometer jenis LOG ini jarang sekali ditemukan di pasaran, jadi saya belum sempat membuktikannya.
Namun dari beberapa sumber yang saya dapatkan, potensiometer berjenis log (A) adalah yang ideal untuk audio, perubahan amplitudo suara terasa halus ketika potensio diputar karena tidak spontan langsung keras, karena ya itu tadi.. nilai persen resistansinya berubah secara melengkung seperti pada grafik di atas
Semoga artikel tentang Jenis Potensiometer ini bermanfaat selalu..
Mungkin saya kurang paham tapi, bisa buat pengalaman dan menamabah wawasan...tentang potensiometer ini..makasih mas..infonya..
ReplyDeletePada amplifier saya untuk bass dan Trebel menggunakan kode CX2, artinya apa boss...
ReplyDeleteJenis Linear itu boss
DeleteTertera pada potensionya 100KCX2
ReplyDeleteTertera pada potensionya 100KCX2
ReplyDeleteBelum dibahas setelah Kode C masih Ada Potensio Kode D contoh yg saya punya , Potensio D500k ohm.
ReplyDeleteKalau kodenya D bagaimana karakter nya Cak Romli??
Sayangnya saya belum menjumpai potensio tersebut jadi belum bisa mereviewnya.. mungkin kalo ketemu potensio tersebut saya akan menulisnya disini.. makasih masukannya mas..
Delete