Kapasitor Audiophiler Yang Bagus
Kapasitor Audiophiler Yang Bagus - Banyak dari beberapa perakit audio atau juga audiophile DIY (Do-It-Yourself) merasa kurang puas dengan hasil rakitannya, entah suaranya terkesan kaku (hard), nyempling (bright) dan sebagainya.
Padahal sudah terpasang resistor metal film 1 persen, transistor terbaik hingga trafo pesanan khusus.
Ada yang tertinggal, yaitu kapasitor.
Sebetulnya.. kapasitor ini selain soal jenis dan kualitas yang bagus, faktor penempatan kapasitor juga sangat berpengaruh.
Kapasitor sebagai kopling input / output, kapasitor sebagai filter audio, kapasitor sebagai bypass catu daya atau sebagai bypass pada rangkaian common emitor (transistor) atau common cathode (tabung).
Bisa jadi.. kapasitor yang bagus untuk catu daya menjadi kurang bagus jika dipasang sebagai kopling.
Nah.. semua butuh eksperimen.. mutlak!
Rumus dan faktor dielektrik kapasitor
Sebelum melanjutkan, kita tengok tentang dasar-dasar kapasitor.
Bahwa kapasitansi dalam farad ditentukan oleh:
C = kA/d
Dimana k adalah konstanta dielektrik (permitivitas).
Yakni perbandingan kemampuan suatu material dielektrik menyimpan energi elektrostatik dengan yang disimpan oleh ruang hampa diantara kedua elektrode yang sama.
Sedangkan A adalah luasan plat yang saling berhadapan.
Dan d merupakan jarak pemisah antar plat.
Jika C dalam picoFarad maka A dan d masing-masing bersatuan milimeter.
Rumus diatas tidak akan kita bahas disini, hanya ditegaskan bahwa faktor dielektrik inilah yang menentukan jenis dan kualitas suatu kapasitor (selain dari nilai kapasitansi).
Dalam prakteknya, kapasitor terbuat dari 2 lembar logam tipis yang dipisahkan oleh selaput tipis isolator atau bahan dielektrik, seperti mika.
Tumpukan ini bisa digulungkan menjadi ukuran yang ringkas dan ditutup dengan lapisan dari bahan isolator.
Terminal kawat dipasang pada masing masing lembar yang difungsikan sebagai kaki kapasitor.
Kapasitor Audiophiler Yang Bagus
Perhatikan diagram 'silsilah' kapasitor di bawah.
Terbagi atas 2 klasifikasi yaitu elektrostatik dan elektrolit.
Dinamakan kapasitor elektrostatik karena muatan elektrostatik yang disimpan diantara 2 plat yang berhadapan.
Kapasaitor elektrostatik diklasifikasikan lanjut sesuai metode pemasangannya:
Leaded atau non-leaded (chip), radial atau axial leaded, molded, con-formally coated atau dicelup dalam suatu epoxy dan sebagainya.
Ini tak perlu dicermati betul.
Yang lebih penting untuk diingat-ingat bahwa kapasitor film dapat diberi nama menurut film plastik yang dipakai, macam polyester atau polycarbonate.
Kapasitor elektrolit terbuat dari logam, biasanya aluminium atau tantalum.
Kapasitor Tubular dan Polyester
Secara umum dalam banyak penerapan audio, kapasitor film, elektrolit dan kertas adalah yang paling sering dipakai.
Kapasitor kertas, meski belakangan sudah jarang dijumpai, biasanya digunakan sebagai penentu frekuansi pada rangkaian osilator bias pada kaset deck.
Kualitasnya bagus di atas kapasitor keramik biasa.
Hanya saja di pasaran jarang dijumpai yang bernilai di atas 10kpF atau di bawah 100pF.
Disarankan juga untuk memasangnya sebagai bypass menjajari kapasitor elektrolit atau tantalum pada rangkaian commom emitor / common cathode.
Nilai kapasitor elektrolit sebagai sebagai bypass emiter atau cathode, umpama 470uF cukup jika dijajari 1.200pF/50v.
Ini menjamin bypass tetap efektif pada frekuensi tinggi.
Bagaimana untuk nilai beberapa atau sekian puluh pF?
Dari pengujian, kapasitor tubular (termasuk keramik juga, sebetulnya) boleh dikatakan paling netral suaranya.
Cocok untuk penerapan filter seperti LPF (Low Pass Filter) ataupun HPF (High Pass Filter).
Beda dibanding keramik, tipe cakram (disc) yang cenderung bersuara kasar.
Tapi sayangnya, kapasitor keramik tubular ini di pasaran tak banyak yang menjual.
Tersedia dalam batas tegangan 400v, buatan siemens.
Dari kelompok kapasitor film, polyester (merk dagang nya mylar) berukuran paling besar dengan harga murah.
Nilainya mulai 1 kpF (1 nF) hingga, kadang, di atas 1 uF.
Kualitasnya terbilang cukup.
Cuma, kapasitor yang tergolong berlimpah pilihannya di pasaran baik nilai maupun batas tegangannya.
Condong punya suara khas.
Lain pabrik, lain suaranya.
Jadi, harus dicoba sendiri mana yang paling sesuai selera.
Dan yang unik, kapasitor Mylar dengan batas tegangan tinggi, 630 misalnya, tak jarang justru lebih baik daripada yang batas tegangannya rendah.
Kapasitor polypropylene (MKP)
Kapasitor ini amat netral suaranya, terutama jika digunakan sebagai bypass pada catu daya, menjajari kapasitor elektrolit yang bernilai besar.
Juga tepat sebagai kopling.
Yang terkenal adalah buatan WIMA.
Batas tegangan lazimnya 63V, 250V, 400V atau 1500V.
Toleransi sangat baik, sekitar 5 sampai 7,5 persen.
Ini jauh lebih baik dibanding kapasitor elektrolit yang selongggar 20%.
Lagi-lagi meski ada yang menawarkan di pasaran, populasinya terbilang sedikit.
Nilainya pun terbatas, seperti
1500pF/1500V, 3900pF/1000V, 6800pF/1000V, 0,12uF/400V, 0,22uF/400V dan 0,47uF/250V.
Kapasitor Polystyrene (MKS atau merek dagang Styroflex)
Kapasitor ini juga jenis terbaik untuk penerapan audio.
Seperti halnya MKP, MKS yang terkenal diproduksi oleh WIMA.
Pilihannya lebih sempit lagi dibanding MKP, sebegitu jauh hanya ditemukan 1uF/63V dan 2,2uF/63V.
Sangat baik untuk menggantikan kapasitor elektronik non-polar yang ada pada rangkaian crossover pada sistime speaker.
Suaranya jauh lebih alami dibanding kapasitor non-polar.
Karena umumnya kapasitor pada crossover bernilai 2,2uF atau 4,7uF, beberapa MKS boleh diparalel sampai tercapai nilai seperti aslinya.
Sekedar informasi, untuk menjaga agar kapasitor elektrolit tetap berfungsi dengan baik pada frekuensi tinggi, kapasitor elektrolit sering diparalel dengan kapasitor jenis film.
Nilainya cukup sepersekiannya.
Contohnya, 22.000uF/40V (elektrolit) dijajari WIMA 0,12uF/400V (film).
Dengan maksud, kapasitor elektrolitnya berfungsi mengurangi ripple frekuansi rendah (50HZ atau 100HZ) dari sisa pemerataan.
Sedangkan kapasitor filmnya (WIMA) untuk mengurangi rembesan frekuensi tinggi.
No comments:
Leave a Comment